Pesawat UAV Produksi dalam Negeri


UAV atau Unmanned Aero Vehicle adalah pesawat intai yang pengoprasianya dari jarak jauh atau pesawat tanpa awak, fungsi dari pesawat ini untuk mengetahui keadaan atau kondisi yang sulit dijangkau atau berada di daerah musuh, tetapi secara umum pesawat ini memiliki banyak fungsi tidak hanya berpatokan pada bidang militer. Di indonesia pesawat jenis ini bisa juga dipakai untuk pemetaan, pemantauan lalu lintas, pengukuran suhu, penanggulangan bencana, bahkan bisa juga terlibat dalam proses hujan buatan.

Di bidang militer pesawat UAV sangat diperlukan untuk operasi penyusupan atau pengintaian di daerah musuh, karna dengan desainya pesawat ini tidak bisa terdeteksi radar.
Berita yang jadi sorotan adalah rencana pembelian pesawat UAV produk israel oleh TNI, yang oleh banyak pihak diprotes karna berbagai macam alasan seperti tidak adanya hubungan diplomasi antar kedua negara, sampai pelanggaran HAM terhadap palestina.

Yang jadi pertanyaan adalah, kenapa TNI tidak berpaling ke produk dalam negeri ?
Di indonesia sendiri penelitian dan pengembangan pesawat UAV sudah cukup lama dilakukan, yakni dari tahun 2000 yang dirintis pertama kali oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Salah satu perusahaan yang ikut digandeng BPPT adalah PT.Aviator Teknologi Indonesia (ATI). Bahkan di tahun 2005 sudah berhasil membuat satu prototype yang di beri nama Smart Eagle I.

Di tahun berikutnya BPPT melalui programnya Pesawat Udara Nir-Awak (PUNA) telah berhasil membuat beberapa prototype dengan berbagai macam varian seperti Wulung, Gagak, Pelatuk, Alap-alap, dan Slipi. Dan satu lagi yaitu Pesawat intai Sriti, Pesawat ini rencananya akan digunakan kementerian kelautan dan perikanan untuk pengawasan laut indonesia. Pesawat Sriti berbahan bakar methanol seperti yang dipakai di pesawat aeromodelling. Jarak pengendalian maksimum Srinti adalah 45 km.

Untuk produk terbarunya BPPT telah membuat Smart Eagle II yang merupakan pengembangan dari Smart Eagle I, Berbeda dengan pendahulunya,Smart Eagle II jauh lebih baik performanya bahkan dengan PUNA sekalipun. Jarak jangkau operasionalnya mencapai 150Km dari Base-station. Begitupula desain, sistem komunikasi dan kendali, mobilitas, payload, operational-cost serta sangat mudah pengoperasiannya.

Spesifikasi UAV Smart Eagle II
UAV Smart eagle II
  • Panjang : 3,6 meter
  • Rentang sayap : 4,8 meter
  • Tinggi : 1 meter
  • Bobot :
    bobot kosong 65Kg dan bobot maksimum tinggal landas (maximum take-off weight) 100Kg, dengan mengusung beban muatan seberat 20Kg
  • SE II mampu terbang setinggi 30Km dengan kecepatan jelajah normal (cruise speed) 120Km/jam. Namun dalam kondisi darurat kecepatan terbang SE II dapat digenjot hingga 150Km/jam agar bisa menjangkau lokasi sejauh 300 kilometer
Spesifikasi UAV Wulung
UAV wulung
  • Bentangan sayap: 6,36 meter
  • Panjang : 4,32 meter
  • Tinggi : 1,32 meter
  • Berat Take off : 120 kg
  • cocok untuk misi yang hanya bisa maksimal bila dipantau dari high altitude. Antara lain, pemotretan udara pada area yang sangat luas, pengukuran karakteristik atmosfer, dan pemantauan kebocoran listrik pada kabel listrik tegangan tinggi
Spesifikasi UAV Gagak
UAV gagak
  • Bentangan sayap: 6,93 meter
  • Panjang : 4,38 meter
  • Tinggi : 1,12 meter
  • Berat Take off : 120 kg
  • cocok untuk misi pemotretan dari udara pada jangkauan luas
Spesifikasi UAV Pelatuk
UAV pelatuk
  • Bentang Sayap: 6,92 meter
  • Panjang Badan: 4,38 meter
  • Tinggi : 1,21 meter
  • Berat Max : 120 kg
  • Mesin : 24 Hp (single engine)
  • Material : Komposit/fiberglass
  • Altitude : 7000 ft
  • Payload : 20 kg
  • cocok untuk misi pemotretan udara pada area kecil, pengintaian jarak dekat suatu sasaran, pemantauan hutan, pemantauan 

, ,

0 komentar

Write Down Your Responses