Rudal Balistik Agni-V (Foto : defenceforumindia.com) |
India kembali memodifikasi rudal jarak jauhnya agar bisa membawa beberapa hulu ledak nuklir, surat kabar The Hindu, India, melaporkan pada hari Rabu, mengutip pernyataan seorang pejabat senior India.
V.K. Saraswat, Direktur Jenderal Badan Penelitian dan Pegembangan Pertahanan India, mengatakan kepada The Hindu bahwa sebuah tim saat ini tengah bekerja untuk memodifikasi rudal Agni-V agar bisa membawa Multiple Independently Targetable Re-entry Vehicles (MIRV).
"Pekerjaan sudah dimulai dan baru pada tahap desain," kata Saraswat kepada The Hindu.
Rudal Agni-V adalah rudal tiga tahap, berbahan bakar padat dan berkemampuan nuklir dengan jangkauan awal 5.000 kilometer yang kemungkinan akan diperjauh ke lebih dari 5.500 km, menjadikannnya sebagai Rudal Balistik Antar Benua (ICBM). India pertama kali menguji tembak rudal Agni-V pada April lalu, dan peluncuran itu sukses.
Kesuksesan uji coba Agni-V dirayakan oleh pejabat dan pers India yang mana beberapa di antara mereka menyebut Agni-V sebagai "Pembunuh China" karena fakta bahwa rudal itu bisa mencapai seluruh kota-kota besar China. Saraswat sendiri menyebut rudal itu sebagai "game-changer".
MIRV yang akan dilengkapkan pada Agni-V untuk memungkinkan membawa beberapa hulu ledak nuklir pada satu rudal, dan menyerang beberapa sasaran atau target tunggal dengan efisiensi yang lebih besar. Setelah Agni-V mencapai tahap ketiga, MIRV akan mengeluarkan hulu ledak (nuklir) untuk target terpisah atau tunggal. Uni Soviet dan Amerika Serikat sendiri melengkapi ICBM mereka dengan MIRV selama tahun 1970-an.
Para analis pertahanan sudah banyak yang menduga bahwa pada suatu saat India akan memodifikasi Agni-V dan Agni-III dengan melengkapinya dengan MIRV. Hal ini terutama untuk mengimbangi China yang saat ini tengah menguji coba rudal ICBM DF-31 dan DF-41 yang juga berkemampuan nuklir dan dilengkapi dengan MIRV.
V.K. Saraswat, Direktur Jenderal Badan Penelitian dan Pegembangan Pertahanan India, mengatakan kepada The Hindu bahwa sebuah tim saat ini tengah bekerja untuk memodifikasi rudal Agni-V agar bisa membawa Multiple Independently Targetable Re-entry Vehicles (MIRV).
"Pekerjaan sudah dimulai dan baru pada tahap desain," kata Saraswat kepada The Hindu.
Rudal Agni-V adalah rudal tiga tahap, berbahan bakar padat dan berkemampuan nuklir dengan jangkauan awal 5.000 kilometer yang kemungkinan akan diperjauh ke lebih dari 5.500 km, menjadikannnya sebagai Rudal Balistik Antar Benua (ICBM). India pertama kali menguji tembak rudal Agni-V pada April lalu, dan peluncuran itu sukses.
Kesuksesan uji coba Agni-V dirayakan oleh pejabat dan pers India yang mana beberapa di antara mereka menyebut Agni-V sebagai "Pembunuh China" karena fakta bahwa rudal itu bisa mencapai seluruh kota-kota besar China. Saraswat sendiri menyebut rudal itu sebagai "game-changer".
MIRV yang akan dilengkapkan pada Agni-V untuk memungkinkan membawa beberapa hulu ledak nuklir pada satu rudal, dan menyerang beberapa sasaran atau target tunggal dengan efisiensi yang lebih besar. Setelah Agni-V mencapai tahap ketiga, MIRV akan mengeluarkan hulu ledak (nuklir) untuk target terpisah atau tunggal. Uni Soviet dan Amerika Serikat sendiri melengkapi ICBM mereka dengan MIRV selama tahun 1970-an.
Para analis pertahanan sudah banyak yang menduga bahwa pada suatu saat India akan memodifikasi Agni-V dan Agni-III dengan melengkapinya dengan MIRV. Hal ini terutama untuk mengimbangi China yang saat ini tengah menguji coba rudal ICBM DF-31 dan DF-41 yang juga berkemampuan nuklir dan dilengkapi dengan MIRV.
Perbandingan rudal Agni-V dengan Rudal China dan Pakistan (Foto via : 20twentytwo.blogspot.com) |
ICBM dengan MIRV akan memiliki potensi menghancurkan yang luar biasa. Negara-negara yang memiliki kemampuan seperti ini akan meluncurkan banyak rudal seperti ini untuk menghancurkan lokasi-lokasi silo rudal musuh dalam serangan pertama. Ketakutan ini, pada gilirannya akan meningkatkan logika strategis tindakan ofensif bahwa salah satu pihak harus menjadi yang pertama yang meluncurkan serangan nuklir atau bila tidak makan akan menghadapi risiko kekuatan nuklir mereka dihancurkan oleh musuh (didahului).
Namun ada kekhawatiran yang kuat tentang efek destabilisasi rudal yang dilengkapi dengan MIRV merujuk pada paruh kedua Perang Dingin. Dan perlu dicatat, bagaimanapun, India dan China tidak memiliki doktrin nuklir, yang secara teoritis akan mengurangi bahaya dan kecemasan yang diciptakan oleh kekuatan nuklir MIRV.
Namun, setidaknya pengenalan teknologi MIRV ke dalam keseimbangan strategis India-China bisa membuat kedua belah pihak berpikir bahwa mereka perlu untuk memperluas kekuatan nuklir mereka secara signifikan. Sudah tentu ini akan menyulitkan upaya global untuk mengurangi persenjataan nuklir dunia. Rusia baru-baru ini juga menyatakan bahwa ia tidak tertarik lagi dengan perjanjian pengurangan senjata nuklir dengan Amerika Serikat, dan hanya mengikuti perjanjian pengawasan senjata secara multilateral.
Namun ada kekhawatiran yang kuat tentang efek destabilisasi rudal yang dilengkapi dengan MIRV merujuk pada paruh kedua Perang Dingin. Dan perlu dicatat, bagaimanapun, India dan China tidak memiliki doktrin nuklir, yang secara teoritis akan mengurangi bahaya dan kecemasan yang diciptakan oleh kekuatan nuklir MIRV.
Namun, setidaknya pengenalan teknologi MIRV ke dalam keseimbangan strategis India-China bisa membuat kedua belah pihak berpikir bahwa mereka perlu untuk memperluas kekuatan nuklir mereka secara signifikan. Sudah tentu ini akan menyulitkan upaya global untuk mengurangi persenjataan nuklir dunia. Rusia baru-baru ini juga menyatakan bahwa ia tidak tertarik lagi dengan perjanjian pengurangan senjata nuklir dengan Amerika Serikat, dan hanya mengikuti perjanjian pengawasan senjata secara multilateral.
0 komentar
Write Down Your Responses