Pesawat Tempur India HAL Tejas
HAL Tejas | |
---|---|
| |
Tipe | Pesawat tempur |
Produsen | Hindustan Aeronautics Limited |
Terbang perdana | 4 Januari 2001 |
Status | Dalam produksi |
Pengguna | India |
Harga satuan | US$31 juta |
HAL Tejas adalah LCA ( Light Combat Aircraft ) atau pesawat tempur ringan supersonik sayap delta generasi keempat buatan HAL ( Hindustan Aeronautics Limited ) sebagai pesawat tempur buatan India pertama. Pesawat ini secara resmi diberi nama Tejas yaitu Bahasa Sansekerta dari cahaya.[1]
Sejarah Pengembangan
Konsep pertama dibuat tahun 1975 akan tetapi proyek gagal karena ketiadaan untuk mendapatkan Mesin yang diinginkan IAF ( Indian Air Force ) dari pihak asing. Proyek LCA kemudian dilanjutkan lagi pada tahun 1983 dan ditahun 1984 dibentuklah ADA ( Aeronautical Development Agency ) dari HAL untuk mengelola program LCA Tejas sebagai kebutuhan mendesak untuk menggantikan pesawat tempur MIG-21 IAF yang sudah digunakan sejak tahun 1970 dan akan habis masa pakai ditahun 1995.
ADA adalah sebuah konsorsium nasional yang membawahi sekitar seratus lebih Laboratorium pertahanan, organisasi industri dan institusi akademik untuk mengembangkan sistem tempur Fly-by-wire, Flight Control System dan Multi mode pulse doppler, akan tetapi pada awalnya mereka sangat membatasi peran Asing dalam proyek tersebut.
Pesawat menggunakan desain sayap Delta dan memakai Mesin jet Afterburner tunggal dan untuk pilihan awal HAL menggunakan mesin jet buatan Amerika General Electric F404-GE-IN20 sebagai powerplant sementara hingga Mesin jet turbofan buatan mereka sendiri yaitu KAVERI GTRE GTX-35VS sudah siap. Proyek ambisius LCA Tejas banyak menggunakan komponen Lokal dalam pengerjaannya, ada sekitar 35 komponen Avionik utama dibuat sendiri dan hanya melibatkan tiga kontraktor Asing dalam pengerjaan Multi Function Displays (MFDs) dari Sextant (Perancis) dan Elbit (Israel), Helmet Mounted Display and Sight (HMDS) cueing system oleh Elbit, Laser pod supplied oleh Rafael (Israel) dan Kursi lontar Martin baker Ejection seat untuk komponen Import.
Namun pada Mei 1998 India melakukan Test Senjata Nuklir mereka yang mengakibatkan negara itu menerima sanksi Embargo dan komponen-komponen yang sedianya akan diimport terpaksa dibuat sendiri, pada awalnya mereka mengembangkan teknologi CFC (Composite Fibre Carbon) dan Glass Cockpit modern bahkan ADA malah memperoleh keuntungan dari Lisensi atas teknologi Autolay Intregated Automated Software System for the design and development of 3D Laminated Composite elements yang dibeli oleh Airbus dan Infosys.[2]
Melalui berbagai riset teknologi terus menerus akhirnya ADA dapat memproduksi 70% komponen utama pesawat, termasuk MMR (Multi Mode Radar) buatan sendiri hingga bisa meminimalkan pembelian komponen import sekecil mungkin. Konsep dikerjakan mulai Oktober 1987 sampai September 1988 dan ADA menunjuk Dassault Aviation Peracis sebagai konsultan untuk mengawasi pembuatan prototype pesawat.
program Tejas mengalami banyak penundaan yang menyebabkan lamanya pengembangan sedikitnya satu dekade. Masalah pertama adalah ketika desain telah diselesaikan pada 1990, komisi pemerintah menemukan banyak kekurangan pada area teknologi kritis. Sehingga pemerintah memutuskan untuk membuat dua demonstrator teknologi untuk meyakinkan terselesaikannya masalah teknologi. Pesawat pertama dari demonstrator teknologi ini diselesaikan pada 1995, tetapi kesulitan pada sistem kontrol penerbangan dan pembuatan komponen komposit structural menyebabkan pesawat ini belum dapat terbang.
Masalah besar lainnya adalah pada 1998 ketika tes nuklir India menyebabkan AS memberi sanksi pelarangan penjualan mesin turbofan General Electric F404 kepada India. Sanksi ini juga menyebabkan berhentinya bantuan dari Lockheed Martin dalam pengembangan sistem kontrol penerbangan. India memutuskan untuk melanjutkan program ini kendati banyaknya masalah yang dihadapi dan memutuskan untuk membuat mesin jet sendiri untuk menggantikan F404. Keputusan ini menyebabkan timbulnya masalah lain karena penundaan produksi dan bertambahnya biaya untuk mengembangkan mesin Kaveri baru. Masalah ini semakin diperparah dengan keputusan pembelian kembali mesin F404 tambahan untuk produksi awal Tejas, setelah AS membatalkan sanksinya. Diharapkan mesin Kaveri dapat mulai dipakai pada 2010. Demonstrator teknologi pertama (TD-1) akhirnya dapat terbang pada 2001. Selanjutnya diikuti dengan TD-2 dan dua pesawat purwarupa (PV-1 and PV-2). Pesawat-pesawat ini digunakan untuk melakukan ujicoba dan menguji teknologi canggih yang akan digunakan pada Tejas.[3]
Specifications (HAL Tejas Mk.1)
Karakteristik umum
- Crew: 1
- Length: 13.20 m (43 ft 4 in)
- Wingspan : 8.20 m (26 ft 11 in)
- Height: 4.40 m (14 ft 9 in)
- Wing area: 38.4 m² (413 ft²)
- Empty weight : 6,500 kg (14,300 lb)
- Loaded weight: 9,500 kg (20,944 lb)
- Max. takeoff weight : 13,300 kg (29,100 lb)
- Powerplant : 1 × F404-GE-IN20 turbofan
- Dry thrust: 53.9 kN (12,100 lbf)
- Thrust with afterburner : 85 kN (19,000 lbf)
- Internal fuel capacity: 2,458 kg
- External fuel capacity: 2 x 1,200 litre drop tank at inboard, 1 x 725-litre drop tank under fuselage
Prestasi
- Maximum speed : Mach 1.8 [ 96 ] (1,920 km/h) ; (CAS) at high altitude
- Range : 850 km (459 nmi, 528 mi)
- Combat radius : 300 km (162 nmi, 186 mi)
- Ferry range : 3,000 km (1,840 mi)
- Service ceiling : 15,250 m [ 96 ] (50,000 ft)
- Wing loading : 247 kg/m² (50.7 lb/ft²)
- Thrust/weight : 1.07
- g -limits: +8/−3.5 g
Persenjataan
- Guns: 1× mounted 23 mm twin-barrel GSh-23 cannon with 220 rounds of ammunition.
- Hardpoints : 8 total: 1× beneath the port-side intake trunk for targeting pods, 6× under-wing, and 1× under-fuselage with a capacity of 4,000 kg external fuel and ordnance
- Rudal:
- Air-to-air missiles
- Python 5
- Derby
- Astra Beyond Visual Range missile
- Vympel R-77
- Vympel R-73
- Rudal udara-ke-permukaan
- Kh-59 ME (TV guided standoff Missile)
- Kh-59 MK (Laser guided standoff Missile)
- Anti-ship missiles
- Kh-35
- Kh-31
- Bombs
- KAB-1500L laser-guided bombs
- GBU-16 Paveway II
- FAB-250
- ODAB-500PM fuel-air explosives
- ZAB-250/350 incendiary bombs
- BetAB-500Shp powered concrete-piercing bombs
- FAB-500T dumb bombs
- OFAB-250-270 dumb bombs
- OFAB-100-120 dumb bombs
- RBK-500 cluster bomb stake
- Others
- S-8 rocket pods
- Bofors 135 mm rocket
- Drop tanks for ferry flight/extended range/loitering time.
- LITENING targeting pod
Referensi
- Jackson, Paul, Kenneth Munson and Lindsay Peacock, eds. "ADA Tejas." Jane’s All The World’s Aircraft 2005–06. Coulsdon, Surrey, UK: Jane's Information Group Limited, 2005. ISBN 0-7106-2684-3.
- Taylor, John W. R., Kenneth Munson and Michael J. H. Taylor, eds. "HAL Light Combat Aircraft." Jane's All The World's Aircraft 1989–1990. Coulsdon, Surrey, UK: Jane's Information Group Limited, 2005. ISBN 0-7106-0896-9.
0 komentar
Write Down Your Responses