Piranha, Kapal Perang Tanpa Awak Berbahan Nanomaterial



Piranha USV
Kita sudah sering mendengar atau membaca tentang UAV (Unmanned Aerial Vehicle), sebutan yang digunakan untuk pesawat yang mampu beroperasi atau terbang tanpa awak / pilot. Tapi bagaimana dengan USV (Unmanned Surface Vehicle)? Ini sebutan untuk kendaraan permukaan (tanah dan laut) yang mampu berjalan atau bergerak tanpa pengemudi. 

Zyvex mungkin bisa jadi perusahaan pertama di dunia yang mengembangkan kapal tanpa awak (USV) dari bahan Nanomaterial. Perusahaan yang sebenarnya lebih banyak bergerak di bidang nano-teknologi ini telah mengembangkan kapal militer tanpa awak yang dinamakan Piranha. Pada November 2011 lalu, Zyvex mengumumkan bahwa kapal USV rancangan mereka sudah menjadi prototype yang lengkap. Byron Nutley, Vice President pada divisi Zyvex Marine, mengklaim bahwa Piranha adalah satu-satunya kapal di dunia yang terbuat dari bahan Nanomaterial. Tapi apakah Piranha memang sebuah kapal USV yang dilengkapi teknologi tercanggih, dan apa kapal ini memang dibutuhkan oleh pihak Angkatan Laut? 

Menurut info yang beredar, prototype Kapal USV Piranha masih jauh dari konsep awal. Kapal ini masih menggunakan Arovex, serat karbon ringan yang lebih menjanjikan peningkatan efisiensi dibanding bahan aluminium dan fiberglass. Hasil test prototype menunjukkan bahwa kapal dengan panjang 54 kaki ini hanya mengkonsumsi 45,4 liter bahan bakar per jam pada kecepatan jelajah 24 knot (44 km/jam). 75% lebih hemat dibandingkan kapal konvensional yang masih sekelas yang membutuhkan konsumsi bahan bakar 189 liter per jam. Artinya, Piranha mampu menempuh jarak 10 kali lebih jauh dibanding kapal biasa.

Dalam skala prototype yang lebih besar, bagi militer, kendaraan yang mampu menghemat bahan bakar dalam jumlah besar bisa menjadi keunggulan strategis yang signifikan. Terlebih untuk operasional militer jarak jauh. Dalam sebuah pernyataan, Zyvex menyampaikan : "Sejauh ini Angkatan Laut dan pemasok peralatan lebih memilih membangun USV dengan bahan dari karet, aluminium, dan fiberglass. Ini memang pilihan yang bagus, tapi masih kurang. Jika USAF dan RAF dapat mengendalikan pesawat tempur yang terbang di Afganistan dari sebuah ruangan di Nevada, lalu mengapa US Navy dan Coast Guard tidak dapat menyelesaikan misi-misi kapal patrolinya yang sepenuhnya dioperasikan dari jarak jauh?" 

Zyvex Marine juga menyampaikan bahwa mereka tidak hanya menawarkan Piranha kepada pihak Angkatan Laut. Perusahaan ini sudah mengumumkan 2 platform baru yang merupakan pengembangan lebih lanjut dari kapal USV Piranha, yaitu LRV-11 dan LRV-17, yang keduanya akan ditawarkan dalam konfigurasi berawak dan tanpa awak. Tapi masih belum ada penjelasan tentang bentuk dan spesifikasi kedua model kapal itu. 

Pihak Zyvex menegaskan bahwa kapal ultra-modern akan menjadi era baru supremasi Angkatan Laut dimana penggunaan kapal konvensional yang biasanya dalam jumlah besar dinilai terlalu mahal dan juga sudah tidak diinginkan lagi. Kapal ultra-modern dengan kemampuan gerak yang lebih cepat dan gesit lebih dibutuhkan untuk mengantisipasi ancaman yang biasanya datang dari para pembajak, pelarian dan teroris bersenjata. Mungkin karena alasan ini Zyvex hendak menunjukkan bahwa kapal USV produksinya akan sangat berperan dalam pengawalan pelayaran dan patrol jarak jauh. Kapal USV juga dapat digunakan untuk sebuah pengintaian sebelum meluncurkan rudal Helfire atau torpedo Mark 54. 

Zyvex menyampaikan memang banyak misi kendaraan tempur yang masih membutuhkan campur tangan manusia karena banyak orang yang masih menginginkan kondisi seperti itu. Tapi konsep kapal USV Piranha lebih memiliki kecepatan dan kegesitan yang bisa menukar terbuangnya banyak waktu yang dibutuhkan oleh kapal konvensional untuk bisa secepatnya menuju tempat yang dibutuhkan. 

, ,

0 komentar

Write Down Your Responses