The Singapore Army has commissioned a domestically manufactured wide area communications (WAC) system, designed to enhance its battlefield communication capabilities, during an official ceremony at Stagmont Camp in Choa Chu Kang, Singapore.
Jointly manufactured by the army's Signal Formation, Defence Science Technology Agency and Singapore Technologies, the system is expected to transform the Singapore Armed Forces (SAF) into a third-generation integrated fighting force.
Speaking during the ceremony, Singapore State Defence senior minister Chan Chun Sing said the powerful and responsive system would enable development of a networked fighting force capable of conducting a broad spectrum of operations.
"These enhancements allow our forces to manoeuvre with greater precision and concentrate their fire-power with heightened accuracy," Sing said.
The upgraded WAC system is made up of a Ku-Band Satellite Communications (SATCOM) system and Digitised Trunk Communications System (D-TCS), which is capable of linking fighting forces to the command headquarters through a high bandwidth data network in the battlefield.
"These enhancements allow our forces to manoeuvre with greater precision and concentrate their fire-power with heightened accuracy."
As well as enabling sharing of data and files in real-time, the high speed networking also allows soldiers to engage in video-conferencing, transmit and receive high-resolution videos and photos.
Designed for use in both conventional operations and training exercises, the D-TCS can also connect various platforms, including Terrex infantry carrier vehicles, Leopard main battle tanks, Apache helicopters, and soldiers equipped with advanced combat man systems (ACMS) in a single network.
Chief signal officer colonel Foo Khee Loon said the high-bandwidth network provided by the D-TCS would enable ACMS to transmit majority of information from the tactical edge, over a wide area, and back to the command post.
"We have better situational awareness of the battlefield, and we're able to effect a faster and more precise response," he said.
The Ku-Band satcom system is readily deployable and can transfer data at a higher rate compared with previous satcom systems, to better support SAF's local training, coordination and administration of overseas exercises, as well as humanitarian assistance and disaster relief and peace support operations.

Kapal selam kelas Archer kedua Angkatan Laut Singapura (Republic of Singapore Navy/RSN), RSS Swordsman, dinyatakan resmi beroperasi dalam sebuah upaca komisioning di Pangkalan Angkatan Laut Changi, 30 April 2013. Deputi Perdana Menteri dan Menteri Keuangan Tharman Shanmugaratnam, yang meresmikan upacara, memberikan perintah komisioning kepada Komandan RSS Swordsman, Letnan Kolonel Loh Mun Heng.
Dengan bergabungnya RSS Swordsman bersama "kakaknya" yaitu RSS Archer -ditugaskan pada Desember 2011- di RSN, Mr Tharman mengatakan bahwa RSN telah melewati tonggak sejarah baru dalam membangun kekuatan kapal selam dan sekarang telah mampu melakukan operasi maritim yang lebih kompleks.
"RSS Swordsman, adik dari kapal selam RSS Archer dan kelas Challenger kami, merupakan bagian dari sistem tempur yang terintegrasi bersama-sama dengan fregat siluman, helikopter angkatan laut, korvet rudal, dan kapal penyapu ranjau. Sebuah kekuatan untuk kepentingan maritim dan melindungi integritas teritorial Singapura."
Diakuisisi dari Angkatan Laut Kerajaan Swedia pada tahun 2005 dan diluncurkan di Swedia pada tahun 2010, RSS Swordsman telah melewati uji coba laut di Swedia sebelum akhirnya ia bertolak ke Singapura pada 31 Desember 2012.
RSS Swordsman, yang akan beroperasi bersama RSS Archer di bawah Skadron 171 RSN, telah ditingkatkan kemampuannya agar bisa beroperasi di laut lokal Singapura. Kemampuan tempur kapal selam ini juga telah ditingkatkan, penambahan peralatan sensor, penambahan sistem propulsi Air Independent untuk meningkatkan fitur siluman, jangkauan diperjauh dan kemampuan operasional ditingkatkan.
Letkol Loh menguraikan bagaimana krunya hanya dalam waktu empat bulan mempersiapkan kapal selam RSS Swordsman agar menjadi siap tempur: "Setelah kami kembali ke Singapura, kami memvalidasi kapal selam agar bisa beroperasi dengan aman di kondisi laut kami, selanjutnya latihan gabungan dengan fregat dan helikopter guna mengintegrasikan armada. Antara lain latihan gabungan anti-kapal selam, menembak torpedo dan penyelamatan."
Menurut Letkol Loh, kru RSS Swordsman diuntungkan dari pengalaman awak RSS Archer. Dia menjelaskan : "Selain kru dari (RSS) Archer mewariskan pelajaran kepada kami, setengah dari kru saya juga berasal dari kapal selam kelas Challenger, akhirnya kami mampu mempercepat proses belajar."
Untuk kru, penugasan kapal selam mereka ini menandai awal dari perjalanan mereka sebagai operator kapal perang. Sebagaimana yang Letkol Loh katakan : "Operasionalisasi bukanlah akhir, kami akan terus mengasah kemampuan kami."
Menteri Pertahanan Dr Ng Eng Hen, Menteri Transportasi Lui Tuck Yew, Sekretaris Parlemen Senior untuk Pertahanan Dr Mohamed Bin Osman Maliki, Kepala Angkatan Pertahanan Mayor Jenderal Ng Chee Meng dan Kepala Angkatan Laut Laksamaan Ng Chee Peng turut hadir dalam upacara tersebut bersama pejabat senior lainnya dari RSN.