2014, JAXA Luncurkan Pesawat Penjelajah Asteroid
Hayabusa 2 (Foto: RedOrbit)
TOKYO – Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) akan meluncurkan pesawat luar angkasa untuk penjelajah asteroid, Hayabusa 2 pada 2014 mendatang. Misi utamanya adalah membawa kembali pasir atau partikel terkecil dari batu asteroid.
Dilansir RedOrbit, Selasa (2/4/2013), Hayabusa 2 akan melakukan perjalanan luar angkasa dalam waktu empat tahun sebelum berhasil mendarat di asteroid 1999 JU3. Pesawat luar angkasa ini akan terus menjelajah dan tidak akan kembali ke Bumi hingga 2020.
Setelah Hayabusa 2 mecapai targetnya, maka akan menembakkan peluru berukuran jari tangan ke permukaan asteroid sekira seribu meter per detiknya dan kemudian mengumpulkan pecahan peluru dari ledakan kecil tersebut.
Ketika pesawat tersebut sudah mendarat di permukaan, ia akan turun ke kawah untuk mengumpulkan sampel dari asteroid yang belum terpapar radiasi matahari dan mengalami pelapukan.
Jarak asteroid 1999 JU3 ke matahari yang cukup jauh baik untuk melestarikan air dan asam amino. Sehingga, hal ini dapat membuka kesempatan peneliti untuk mencari tanda-tanda kehidupan di luar Bumi.
Selanjutnya, Hayabusa2 akan melepaskan kapsul yang membawa sampel pasir dari badan pesawat utama untuk kembali ke Bumi. Tujuannya untuk melindungi sampel pasir asteroid dari suhu panas yang tinggi saat akan memasuki atmosfer Bumi.
Pesawat ruang angkasa besutan Jepang ini diharapkan mampu menambah wawasan lebih mendalam terhadap asteroid yang dapat membuka mata para ilmuwan mengenai bagaimana struktur bebatuan di luar angkasa.
Hayabusa 2 merupakan proyek lanjutan dari Hayabusa yang sudah kembali ke Bumi dengan membawa sampel asteroid pada 2010 lalu. Proyek ini merupakan misi antariksa pertama yang berhasil melakukan kontak fisik dengan asteroid.
Sebelumnya, Hayabusa meninggalkan asteroid Itokawa yang terletak dekat Bumi pada 2010 setelah melakukan perjalanan sekira 1,25 miliar mil sejak diluncurkannya pada 2003.
Pesawat ruang angkasa milik JAXA seberat 950 pon atau sekira 430 kilogram tersebut, berhasil kembali dengan membawa lebih dari 1500 butir debu dari asteroid. Sejak itu, banyak penelitian yang dilakukan terhadap asteroid.
“Analisa kami ini merupakan langkah awal dengan menggunakan lima partikel kecil. Masih ada ribuan partikel lainnya yang diawetkan oleh JAXA, sehingga dapat memudahkan kami untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang lingkungan pada asteroid kecil itu (asteroid Itokawa),” kata tim peneliti di Okayama University, Eizo Nakamura.
Dilansir RedOrbit, Selasa (2/4/2013), Hayabusa 2 akan melakukan perjalanan luar angkasa dalam waktu empat tahun sebelum berhasil mendarat di asteroid 1999 JU3. Pesawat luar angkasa ini akan terus menjelajah dan tidak akan kembali ke Bumi hingga 2020.
Setelah Hayabusa 2 mecapai targetnya, maka akan menembakkan peluru berukuran jari tangan ke permukaan asteroid sekira seribu meter per detiknya dan kemudian mengumpulkan pecahan peluru dari ledakan kecil tersebut.
Ketika pesawat tersebut sudah mendarat di permukaan, ia akan turun ke kawah untuk mengumpulkan sampel dari asteroid yang belum terpapar radiasi matahari dan mengalami pelapukan.
Jarak asteroid 1999 JU3 ke matahari yang cukup jauh baik untuk melestarikan air dan asam amino. Sehingga, hal ini dapat membuka kesempatan peneliti untuk mencari tanda-tanda kehidupan di luar Bumi.
Selanjutnya, Hayabusa2 akan melepaskan kapsul yang membawa sampel pasir dari badan pesawat utama untuk kembali ke Bumi. Tujuannya untuk melindungi sampel pasir asteroid dari suhu panas yang tinggi saat akan memasuki atmosfer Bumi.
Pesawat ruang angkasa besutan Jepang ini diharapkan mampu menambah wawasan lebih mendalam terhadap asteroid yang dapat membuka mata para ilmuwan mengenai bagaimana struktur bebatuan di luar angkasa.
Hayabusa 2 merupakan proyek lanjutan dari Hayabusa yang sudah kembali ke Bumi dengan membawa sampel asteroid pada 2010 lalu. Proyek ini merupakan misi antariksa pertama yang berhasil melakukan kontak fisik dengan asteroid.
Sebelumnya, Hayabusa meninggalkan asteroid Itokawa yang terletak dekat Bumi pada 2010 setelah melakukan perjalanan sekira 1,25 miliar mil sejak diluncurkannya pada 2003.
Pesawat ruang angkasa milik JAXA seberat 950 pon atau sekira 430 kilogram tersebut, berhasil kembali dengan membawa lebih dari 1500 butir debu dari asteroid. Sejak itu, banyak penelitian yang dilakukan terhadap asteroid.
“Analisa kami ini merupakan langkah awal dengan menggunakan lima partikel kecil. Masih ada ribuan partikel lainnya yang diawetkan oleh JAXA, sehingga dapat memudahkan kami untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang lingkungan pada asteroid kecil itu (asteroid Itokawa),” kata tim peneliti di Okayama University, Eizo Nakamura.
sumber : okezone
0 komentar
Write Down Your Responses