Washington (itmiliter) - Para peneliti Amerika Serikat (AS) pada Kamis (2/5) waktu setempat mengungkapkan robot terbang seukuran lalat rumah yang bisa melakukan gerakan rumit serangga yang ada di mana-mana itu.

Robot terbang mini pertama itu memberi peluang bagi para peneliti untuk mempelajari cara terbang alamiah serangga terbang paling kecil tersebut, demikian menurut hasil studi yang dipublikasikan dalam jurnal Science.

Robot mungil itu bobotnya hanya 80 miligram dan berukuran sekitar separuh klip kertas. Dua sayapnya yang setipis wafer bergerak hampir tak terlihat dengan kecepatan 120 kali per detik.

Dalam ujicoba terbang, robot tersebut dapat terbang selama lebih dari 20 detik tanpa pernah terlihat hampir jatuh.

Demonstrasi penerbangan terkendali perdana dari robot seukuran serangga itu adalah puncak dari pekerjaan satu dasawarsa lebih yang dipimpin oleh para peneliti dari Harvard School of Engineering and Applied Sciences (SEAS) dan Wyss Institute for Biological Inspired Engineering di Harvard University.

"Ini lah yang telah saya usahakan selama 12 tahun belakangan," kata Robert J. Wood, Profesor Rekayasa dan Ilmu Terapan di SEAS di laman Harvard School of Engineering and Applied Sciences.

"Hanya karena terobosan laboratorium dalam pembuatan, bahan dan rancangan, sehingga kami bisa mencoba ini. Dan itu berhasil, sungguh luar biasa," kata dia seperti dikutip Xinhua.

Untuk membuat robot sekecil itu dengan sayap yang berkepak, para peneliti harus menggunakan pendekatan non-tradisional.

Sayap-sayap itu dibuat dari bahan khusus piezoelektrik yang dapat mengubah arus listrik menjadi tekanan mekanik.

Robot itu juga harus tetap terhubung dengan sumber arus listrik kecil melalui kawat sebab tak ada cairan yang tersedia untuk penyimpanan energi yang cukup kecil untuk dipasangkan pada badan robot itu.

Yang menarik, robot kecil terbang tersebut mengkonsumsi listrik 19 miliwatt selama penerbangannya, kurang-lebih sama dengan yang dilakukan serangga terbang sesungguhnya.

Menurut para peneliti, keberhasilan penerbangan robot lalat itu memperlihatkan kelayakan penerbangan serangga terbang tiruan --terutama Diptera-- dalam bentuk dan fungsi serta memotivasi studi masa depan dalam bidang miniatur listrik, penginderaan dan teknologi komputasi.