Chengdu J-20, pesawat tempur siluman pertama buatan China dilaporkan telah menjalani uji kecepatan pekan lalu di Chengdu Aircraft Design Institute Airport, China. Situs www.globalsecurity.org menyebutkan bahwa uji coba tersebut dilakukan pada 29 Desember 2010. Pesawat tempur dengan teknologi stealth ini memiliki ukuran yang lebih besar dari pada yang diperkirakan sebelumnya oleh para pengamat militer dari luar negeri.
Uji coba yang dilakukan oleh J-20 sekaligus mematahkan anggapan Menteri Pertahanan AS, Robert Gate, bahwa China tidak akan mampu membuat pesawat tempur siluman setidaknya hingga tahun 2020. Keyakinan ini juga yang membuat Gate mengusulkan untuk menghentikan produksi F-22 Raptor.
Mengenai Chendu J-20 ini sudah dipublikasikan oleh pihak militer China pada sebuah wawancara TV pada bulan November 2009. Dalam wawancara tersebut Jenderal He Weirong, pejabat pada AU China, mengatakan bahwa mereka akan melakukan uji coba terbang pesawat siluman tersebut antara tahun 2010 dan 2011. Dan diharapkan Chengdu J-20 sudah bisa dioperasikan paling lambat pada tahun 2019.
Pesawat J-20 adalah pesawat berawak (pilot) tunggal dengan mesin ganda. Ukurannya lebih besar dan lebih berat jika dibandingkan dengan dua pesawat siluman milik Rusia dan AS, F-22 Raptor dan Sukhoi T-50. Spesifikasinya belum diketahui tapi setidaknya pesawat siluman milik China ini memiliki panjang 75 kaki.
Awal pengembangan proyek jet tempur siluman China dikabarkan telah dimulai pada dasawarsa 1990-an. Kantor US Office of Naval Intelligence (ONI) melaporkan bahwa sebuah jet tempur canggih dengan mesin ganda sedang dibangun di Shenyang Aircraft Corporation (SAC) pada tahun 1998. Sebuah pesawat yang dikenal dengan nama J-12. Dan pada tahun 2002, Shenyang Aircraft Corporation (SAC) telah dipilih untuk penelitian dan pengembangan pesawat-pesawat tempur yang dibutuhkan China pada abad 21. Salah satunya adalah pesawat yang dikenal dengan nama XXJ atau Chengdu J-20. Pesawat tempur yang diproyeksikan untuk dua orang awak serta memiliki kelas dan kemampuan yang sama dengan F-22 Raptor milik AS.
Laporan dari China pada tahun 2002 mengatakan bahwa mereka secara rahasia sedang mengembangkan beberapa desain pesawat tempur yang akan menjadi tandingan bagi jet tempur siluman F-22 Raptor dan F-35 JSF.
Chengdu J-20 atau disebut juga dengan nama Black Eagle adalah pesawat tempur siluman pertama buatan China. Pesawat ini masuk dalam kategori pesawat tempur Generasi Kelima yang bercirikan pada penggunaan teknologi stealth (siluman), satu ungkapan untuk menyebutkan teknologi anti penginderaan, baik visual maupun elektronik. Chengu J-20 secara resmi melakukan uji penerbangan pertamanya pada 11 Januari 2011. Namun sbeberapa sumber menyebutkan bahwa sebelumnya pesawat ini telah melakukan runway-test pada 22 dan 29 Desember 2010, namun test tersebut tidak dikonfirmasi sebagai uji penerbangan.
Chengdu J-20 merupakan pesawat dengan kursi tunggal serta memiliki mesin ganda. Dari beberapa foto dapat dilihat bahwa pesawat ini memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan pesawat tempur siluman lainnya. Selain J-20, pesawat tempur atau fighter siluman yang secara resmi dikenal oleh publik adalah F-22 Raptor, F-35 JSF, dan Sukhoi T-50. Perbandingan ukuran panjang pada keempat stealth-fighter tersebut adalah sebagai berikut:
- Chengdu J-20 : 23 meter (75 kaki)
- Sukhoi T-50 : 19,8 meter (65,9 kaki)
- F-22 Raptor : 18,9 meter (62 kaki)
- F-35 JSF : 15,67 meter (51,4 kaki)
Analis penerbangan, Bill Sweetman, adalah yang memperkirakan bahwa Chengdu J-20 memiliki panjang 75 kaki (23 meter) dengan lebar rentang sayap 45 kaki (14 meter). Jika hanya membawa persenjataan atau kargo internal, jet tempur siluman ini dapat lepas landas dengan beban 34.000 kg hingga 36.000 kg. Prototip J-20 bisa menggunakan mesin kembar Saturnus 117 buatan Rusia yang masing-masing berdaya dorong 14.000 kg. David Lapan dari Pentagon mengatakan bahwa China masih memerlukan mesin buatan Rusia untuk pesawat silumannya ini. Namun laporan dari pihak China mengatakan bahwa J-20 akan didukung oleh dua mesin turbofan 13.200 kg/WS-10 yang dilengkapi Thrust Vector Controlled (TVC ) nozel buatan dalam negeri.
Para pengamat dari barat menilai bahwa kemungkinan kemampuan supercruiser dan kelincahan manuver J-20 masih dibawah F-22 Raptor. Tapi dengan badan yang lebih besar, pesawat siluman buatan China itu bisa membawa persenjataan dan bahan bakar internal yang lebih banyak. Bagian depan prototip J-20 memiliki kemiripan dengan F-22, sedangkan bagian belakangnya lebih mirip dengan T-50. Dari ukuran dimensinya, diperkirakan J-20 lebih ditujukan untuk misi penyerangan dengan kapasitas besar dan jarak jauh, mirip spesifikasi tempur yang dimiliki F-111 Aardvak.
Namun, secara umum para pengamat memiliki penilaian yang seragam bahwa J-20 lebih unggul dibandingkan F-35 dan T-50. Kemampuan tempurnya hanya bisa ditandingi oleh F-22 Raptor. Hal ini juga dipertegas oleh penilaian Dr. Carlo Cop dan Peter Goon yang menulis analisanya tentang J-20 ini pada situs www.ausairpower.net. Pada analisanya, kedua pengamat itu mengatakan bahwa desain J-20 dbuat untuk misi penyusupan jarak jauh
aviationweek.com, globalsecurity.org, wikipedia.org, ausairpower.net
0 komentar
Write Down Your Responses